Mengapa Tidak Ada yang Merekomendasikan Printer UV untuk Cetak Kaos?

pencetakan UVtelah menjadi semakin populer untuk berbagai aplikasi, namun jika menyangkut pencetakan kaos, hal ini jarang, atau bahkan pernah, direkomendasikan. Artikel ini mengeksplorasi alasan di balik pendirian industri ini.

Masalah utamanya terletak pada sifat keropos dari bahan kaos. Pencetakan UV mengandalkan sinar UV untuk menyembuhkan dan memadatkan tinta, menciptakan gambar yang tahan lama dengan daya rekat yang baik. Namun, ketika diterapkan pada bahan berpori seperti kain, tinta akan meresap ke dalam struktur, mencegah proses pengeringan sempurna karena terhalangnya sinar UV pada kain.

serat kain

Proses penyembuhan yang tidak lengkap ini menimbulkan beberapa masalah:

  1. Akurasi Warna: Tinta yang diawetkan sebagian menciptakan efek butiran yang tersebar, sehingga mengganggu reproduksi warna presisi yang diperlukan untuk aplikasi pencetakan sesuai permintaan. Hal ini menghasilkan representasi warna yang tidak akurat dan berpotensi mengecewakan.
  2. Adhesi yang Buruk: Kombinasi tinta yang tidak diawetkan dan partikel granular yang diawetkan menyebabkan daya rekatnya lemah. Akibatnya, hasil cetak cenderung mudah luntur atau rusak dengan cepat karena keausan.
  3. Iritasi Kulit: Tinta UV yang tidak diawetkan dapat mengiritasi kulit manusia. Apalagi tinta UV sendiri memiliki sifat korosif sehingga tidak cocok untuk pakaian yang bersentuhan langsung dengan tubuh.
  4. Tekstur: Area cetakan sering kali terasa kaku dan tidak nyaman, sehingga mengurangi kelembutan alami kain T-shirt.


Perlu diperhatikan bahwa pencetakan UV bisa berhasil pada kanvas yang diberi perlakuan. Permukaan halus dari kanvas yang dirawat memungkinkan proses pengawetan tinta yang lebih baik, dan karena cetakan kanvas tidak menempel pada kulit, potensi iritasi dapat dihilangkan. Inilah sebabnya mengapa seni kanvas cetak UV populer, sedangkan T-shirt tidak.

Kesimpulannya, pencetakan UV pada kaos memberikan hasil visual yang buruk, tekstur yang tidak enak, dan daya tahan yang kurang memadai. Faktor-faktor ini membuatnya tidak cocok untuk penggunaan komersial, yang menjelaskan mengapa para profesional industri jarang, atau bahkan pernah, merekomendasikan printer UV untuk pencetakan kaos.

Untuk sablon kaos, metode alternatif seperti sablon,pencetakan langsung ke film (DTF)., pencetakan langsung ke garmen (DTG)., atau perpindahan panas umumnya lebih disukai. Teknik-teknik ini dirancang khusus untuk bekerja dengan bahan kain, menawarkan akurasi warna, daya tahan, dan kenyamanan yang lebih baik untuk produk yang dapat dikenakan.


Waktu posting: 27 Juni 2024